Saturday, October 27, 2012

publik sekedar ingin tahu bahwa pesawat hawk jatuh dibeli dengan uang rakyat

JakartaTNI AU banjir kecaman menyusul insiden pemukulan sejumlah wartawan saat meliput pesawat Hawk yang jatuh. Hawk dibeli dengan uang rakyat, sehingga wajar publik berhak tahu. 

"Apa pun alasannya publik berhak tahu soal jatuhnya pesawat. Kenapa publik harus tahu? Kan beli itu pesawat pakai duit rakyat. Masa tidak boleh tahu, tidak boleh lihat?" kata Ketua Umum Partai NasDem Patrice Rio Capella saat ditemui di Gedung DPD RI, Senayan, Jakarta, Rabu (17/10/12).

Rio mengatakan fungsi pers sangat penting karena sangat berguna untuk menyampaikan informasi ke publik. Oleh karena itu menurutnya menghalangi pers sama saja menghalangi publik untuk mendapatkan informasi.

"Karena pers menjalankan fungsi sebagai corongnya publik. Publik mau tahu kenapa jatuh, jenis pesawatnya apa dan sebagainya," ucapnya.

Rio juga menyampaikan keprihatinannya atas insiden ini. Cara represif yang digunakan oleh anggota TNI ini adalah cara-cara yang digunakan pada masa Orde Baru yang seharusnya sudah ditinggalkan.

"Kita prihatin sampai ada peristiwa pemukulan dan penganiayaan pers yang sedang menjalankan fungsinya. Jadi pola-pola (Orde Baru) itu jangan dipakai lagi-lah," imbuhnya.

Wartawan foto Riau Pos Didi Herwanto dipukul dan dicekik oleh Letkol Robert Simanjuntak saat sedang mengambil gambar di lokasi jatuhnya Hawk 200 di Riau.
Dedi menjalani perawatan di rumah sakit. Telinga yang terkena pukulan mengeluarkan darah.

"Dedi dipukul di kepala, dada, dan telinga. Sekarang telinganya ada pendarahan dan Dedi sekarang dirawat di Eka Hospital, Pekanbaru,," kata Pimpinan Redaksi Riau Pos Isyam Azwar saat dikonfirmasi, Selasa (16/10/12). Selain Dedi, sejumlah wartawan juga mengalami kekerasan.

ads