JakartaSelain mengamankan Penti istri terduga teroris, Narto, polisi juga mengamankan kembaran Narto. Belum diketahui siapa nama kembaran Narto, namun ia diamankan oleh Densus 88 bersamaan dengan istri Narto.
"Tadi keluar sama istrinya sama kembarannya Narto, dibawa (Densus 88) ke mobil Avanza silver," kata tetanggga terduga teroris, Rianto (40) kepada wartawan di lokasi penangkapan, Jalan Kemanggisan Pulo C1/59, Palmerah, Jakarta Barat, Sabtu (27/10/2012).
Menurut Rianto, saat penggerebakan oleh Densus 88, kondisi kontrakan terduga teroris kosong. Kemudian diketahui istri terduga teroris datang bersama polisi lalu dibawa pergi kembali bersama dengan kembaran Narto.
"Itu memang istrinya. Tadi istrinya dibawa polisi ke sini, terus dibawa keluar lagi. Jadi waktu penggerebekan tidak ada. Tadi dia keluar bersama kembaran Narto," kata Rianto menegaskan.
Lebih jauh, Rianto menuturkan bahwa pada saat penggerebakan, kembaran Narto sempat berbicara dengan istrinya. Sang kembaran menyampaikan permohonan maaf,, dan menyatakan bahwa apa yang dituduhkan kepada saudaranya adalah fitnah.
"Tadi pas ada grebekan, kembarannya Narto ngomong sama istri saya, 'mba saya minta maaf ya sudah mengganggu, itu (tuduhan dugaan teroris) fitnah'," kata Rianto menirukan perkataan kembaran Narto.
Sementara, tetangga lainnya Kusmanto (34) menuturkan lebih detail soal Narto dan kembarannya. Menurutnya, beda sang terduga teroris dengan kembarannya hanya pada kacamata. "Kembarannya mirip mukanya, cuma yang kembarannya nggak pakai kacamata," kata Kusmanto.
Dalam penggerebekan itu, selain mengamankan istri dan kembaran terduga teroris, polisi juga mengamankan satu kardus berisi barang bukti. Menurut Rianto, di dalam kardus itu berisi sejumlah buku tentang jihad dan jamaah.
"Aku lihat yang dibawa polisi di dalam kardus itu ada buku judulnya kalo ga salah 'Aku Umat dan kawan-kawan'. Ada lagi buku jamaah, ada buku jihad. Tadi pas aku lihat polisinya nggak larang," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, di Palmerah, polisi berhasil mengamankan tiga terduga teroris, yaitu Azhar, Herman, dan Narto. Barang bukti yang berhasil disita adalah bahan-bahan untuk pembuatan dan perakitan bom.