Saturday, October 27, 2012

Mennteri luar negri mundur dari jabatanya wow


Menteri Luar Negeri India, SM Krishna, mundur dari jabatannya menjelang perombakan kabinet yang akan dilakukan Perdana Menteri Manmohan Singh akhir pekan ini.
Krishna, 80, mengatakan alasan dia mundur sebagai ''jalan bagi orang yang lebih muda'', setelah menjabat selama tiga tahun.Pengamat memperkirakan dirinya mundur karena pengaruhnya dalam kebijakan luar negeri sangat dibatasi, dengan keputusan penting lebih banyak diambil perdana menteri.
Mundurnya Krishna ini langsung diikuti dengan pembatalan kunjungan kerja ke Laos, Jumat (26/10).
Krishna mengatakan dia akan melanjutkan pekerjaan di Partai Kongres.
Dia diperkirakan akan kembali ke negara bagian Karnataka, tempat dimana dia menjabat kepala menteri selama lima tahun antara 1999 dan 2004.
Krishna pernah dikecam oleh politisi oposisi India karena salah membaca pidato di PBB tahun 2011 silam.
Saat itu,, selama tiga menit dia membaca pidato yang ternyata milik Menteri Luar Negeri Portugal, sebelum akhirnya dia memperbaiki kesalahan tersebut setelah mendapat bantuan.
Dia beralasan kekeliruan itu bisa dipahami karena semua pidato dimulai dengan preambul yang sama.

'Darah baru'

PM Manmohan Singh sendiri diperkirakan akan mengumumkan perombakan menyeluruh dalam jajaran kabinet koalisnya pada akhir pekan ini.
Diyakini bahwa Rahul Gandhi, anak lelaki mendiang Perdana Menteri Rajiv Gandhi, akan masuk dalam 'darah baru' yang masuk dalam jajaran kabinetnya.
Rahul Gandhi adalah bintang kampanye partainya dan dilaporkan bahwa dia telah bertemu perdana menteri pekan lalu.
Koalisi pimpinan Partai Kongres kehilangan suara mayoritas di parlemen bulan lalu ketika sekutu utamanya, Kongres Trinamool, menolak usulan reformasi ekonomi.
Perombakan kabinet dibutuhkan Manmohan Singh guna mengembalikan keberuntungan partainya menjelang pemilihan umum nasional 2014 mendatang.
Partai Kongress selama ini menjadi kekuatan dominan dalam politik India selama 65 tahun terakhir.
Tetapi sejak pemilihan kembali di tahun 2009, partai tersebut tercemar oleh dugaan korupsi dan mengobral aset nasional.

ads